Hidup Tak Semudah yang Dibayangkan

Proses itu lama dan menyakitkan. Ntah, apa pun proses itu yang pasti untuk mendapatkan sesuatu hal yang kita inginkan diperlukan sebuah proses. Tidak ada yang instant dalam hidup ini terlebih untuk mendapatkan sesuatu yang sangat berharga dalam hidup kita.
Coretan-coretan tersebut muncul ketika temen satu kos Nakhel bertekad untuk berhenti kuliah melanjutkan bekerja. Dia adalah anak korban broken home, orang tuanya telah lama bercerai, bahkan ayahnya pun sempat tidak mengakui dia sebagai anaknya. Nakhel berasal dari daerah Ciamis, dia kuliah di UTY mengambil jurusan Manajemen Informatika. Sayang, dia kini tak memiliki semangat untuk melanjutkan kuliahnya lagi. Tak banyak yang tau Nakhel itu orang seperti apa, yang kami tau dia adalah anak yang baik, bersemangat dan tertutup untuk urusan pribadinya.
Mungkin inilah hidup yang sesungguhnya, penuh dengan lika liku, cobaan yang mau gak mau harus dihadapi dan yang pasti hidup tak selamanya sesuai dengan apa yang kita inginkan. Semua tinggal kehendak Sang Kuasa mau seperti apa hidup kita karena bagaimana pun Dialah Sang Pencipta dan Pemilik Dunia ini, Dialah yang menciptakan kita yang nantinya juga kita akan kembali dengan-Nya. Jadi, kita sebaiknya mensyukuri dan jalanilah hidup ini. Meski hidup kita di dunia telah ada yang menentukan untuk kedepannya, tapi ingatlah bahwa kita yang menjalaninya, kita yang nantinya akan menentukan seperti apa jalan hidup kita.
Nakhel, adalah seseorang yang kuat, dia seorang gadis yang mampu melewati hidup yang keras ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Teringat Kembali Ke-11 Tahun yang Lalu

Foto Kebersamaan Kami dengan Ibu (almrh)




Itu adalah foto saat kami masih bersama, saat kami masih tinggal di rumah kami yang dulu (Temanggung) dan saat kami masih belum ditinggal oleh ibu untuk selama-lamanya. Tepatnya kapan foto itu diambil aku kurang tau (maklum saat itu aku kan masih kecil, lupaaa.) tapi setidaknya aku masih memiliki foto itu, yang mungkin akan selalu membuatku mengenang ibuku selamanya. Menceritakan sosok seorang ibu mungkin tidak akan pernah habis, seperti halnya di blog sebelumnya yang telah aku ceritakan sosok seorang ibu.
11 tahun sudah ibu meninggal, 11 tahun juga aku telah ditinggal oleh beliau. Walaupun sudah ada ibu tiri yang menemani bapak sekarang, tapi bagiku keluarga yang aku miliki adalah Mas Fandi dan bapak. Singkat cerita, kini aku telah beranjak dewasa. Aku kini telah kuliah di Jogja, hal ini yang terkadang aku tidak memiliki waktu banyak dirumah meski hanya sekedar kumpul bersama anggota keluarga. Begitu juga Mas Fandi, dia sekarang juga telah bekerja sambil kuliah profesi di Jogja, meski aku dan Mas Fandi sama-sama di Jogja, bukan berarti kami sering bertemu bagaimana pun kami juga memiliki kesibukkan masing-masing. Hanya saja yang saat ini aku rasakan adalah kedekatanku dengan Mas Fandi sekarang jauh lebih baik dari pada yang dulu waktu kami masih tinggal satu rumah. Makan bersama di Jogja berdua dengan Mas Fandi pun terkadang kami sempatkan pula bercerita mengenai kesibukan masing-masing. Menceritakan bagaimana kuliahku, bagaimana pekerjaan Mas Fandi di kantor bahkan tak jarang kami menceritakan urusan pribadi kami (pacar kita masing-masing.) Mungkin kedekatan kami ini karena kita sekarang jarang bertemu, bukan seperti dulu waktu kami masih sama-sama tinggal dirumah, yang ada kami hanya bertengkar terus. Apa pun yang terjadi sekarang ini, aku sangat mensyukurinya.
Bukan hanya kedekatanku dengan Mas Fandi saja yang berkembang baik, tapi dengan bapak pun juga demikian. Aku dan Mas Fandi selalu berusaha untuk setiap hari Sabtu kami pulang kerumah untuk sekedar kumpul bersama keluarga. Saat itu, ketika kami pulnag yang ada dirumah hanya bapak sendiri. Kebetulan ibuku yang sekarang dan adekku sedang berlibur di tempat eyang'nya.
Jujur saat itu aku merasa kembali ke zaman waktu aku, Mas Fandi dan bapak masih bertiga. Sore-sore kami bersantai di teras depan rumah sambil menceritakan kesibukkan kami masing-masing hingga berjam-jam. Serasa ini baru seperti keluarga yang sesungguhnya... yang dulu pernah kami miliki... yang dulu bapak dan ibu (masih ada) membangun sedikit demi sedikit keluarga kecil ini... hingga kini anak-anaknya telah tumbuh dewasa, seorang anak yang hidup tanpa dukungan dan kasih sayang yang benar-benar dari seorang ibu. Sungguh, mungkin ini tidak biasa aku rasakan lagi.
11 tahun telah berlalu begitu saja. Lika liku kehidupan sudah kami lewati dari mulai meninggalnya ibu, bapak menjadi single parent bagi aku dan Mas Fandi, bapak menikah lagi, kemudian kami pindah rumah ke Muntilan yang mau tidak mau kami harus mulai dari nol untuk bersosial dengan masyarakat sekitar, kemudian ibu ke-2 meninggal lagi, dan bapak juga tidak lama menikah kembali, hingga akhirnya kini aku memiliki seorang adek laki-laki dari ibu ku yang ke-3. Semua itu berlalu begitu saja selama 11 tahun,, yang pasti ini adalah garis hidup dari Tuhan untuk keluargaku, yang kami alami ini adalah jalan terbaik yang Tuhan berikan.
Ibu ku tersayang...
Semoga suatu saat nanti kita akan dipersatukan kembali...
Mungkin bukan sekarang di dunia yang fana ini...
Tapi mungkin kelak di surga kita akan bersatu kembali..
Tuhan, terima kasih untuk hidup aku ini...
Ini mungkin jalan yang terbaik untukku...
Aku tidak akan lagi menyalahkan-Mu karena yang Engkau berikan ini adalah yang terbaik bagi kehidupanku, kehidupan Mas Fandi dan kehidupan bapak.
Terima Kasih Tuhan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Cerita yang Terlewatkan

Terakhir nulis blog disini bulan November. Kebetulan jadwal bulan Desember lalu begitu padat bagiku. Mulai dari persiapan untuk bazar Sunday  Morning di Xt-Square, acara dengan cowokku yang kebetulan bulan Desember ini dia cuti, sampai akhirnya aku melewati UAS Semester 3.
Awal cerita dari mulai acara bazar...
Stand Mochi Xt-Square
Acara tersebut diselenggarakan tanggal 22 Desember 2013. Malam sebelumnya aku, Aida, Faris dan Farel bersiap-siap untuk membuat mochi. Kebersamaan inilah yang sangat aku hargai, mereka adalah teman baru aku di kampus tetapi kita sudah dekat. Kami saling tau perbedaan yang ada, kekurangan satu sama lain, hal yang mungkin tidak wajar untuk kita bahas tapi bagi mereka itu sudah menjadi hal yang biasa, tidak ada saling sungkan lagi diantara kami. Satu lagi temanku adalah Miul, kebetulan malam sebelumnya dia mendapat bagian untuk kroscek lokasi tempat bazar kami. Singkat cerita, pagi pukul 04.30 aku sudah mulai bergegas membawa barang-barang di stand kami. Mochi yang kami buat sekitar 30an mochi alhamdulillah terjual semua saat itu. Kelelahan kami semalaman telah terbayar dengan hasil yang kami dapat. Mochi yang benar-benar kami buat sendiri, setelah mengalami banyak kegagalan sebelumnya akhirnya membuahkan hasil saat itu.
Cerita kemudian, tentang cowokku "LAGI" (hehehehe)
Foto kebersamaan kami waktu cuti
Alhamdulillah bulan Desember kemarin dia cuti. Lumayan cukup lama dia pulang kali ini, sekitar 2 minggu (bagiku itu waktu yang cukup lama.)  Sayangnya, kepulangannya dia kali ini aku tidak bisa menjemput karena persiapan bazar itu yang cukup banyak menyita waktuku. Kejutan bagiku adalah ketika dia mengajakku untuk datang makan bersama dengan keluarga lengkapnya di Sleman. Tepat selesai aku melaksanakan tugas bazar, siangnya aku langsung berangkat ke Sleman untuk sekedar bertemu dan makan bersama dengan keluarganya, lengkap! Sungguh hal yang membuatku bersyukur, karena cowokku telah berani memperkenalkan aku dan membuktikan perkataannya untuk bisa membuktikan keseriusan hubungan kita di hadapan keluarganya. Bukan itu saja, tahun baru ini kita lewati bersama, berdua menikmati pesta kembang api di dekat Tugu, Yogyakarta. Jujur itu adalah pertama kalinya aku melewati malam tahun baru bersama pasanganku sendiri, setelah sekian lama aku hanya melewati bersama keluarga atau bersama teman-temanku. Sungguh, libur cutinya kali ini dia begitu banyak memberiku kejutan yang sangat membuatku senang. Sampai akhirnya aku berkesempatan untuk mengantarkannya bertugas kembali untuk melaksanakan kewajibannya disana. Sudah menjadi hal yang wajib untuk aku usahakan mengantarkan dia kembali bertugas.
Kemudian cerita terakhirku dipertengahan bulan Januari 2014
UAS Semester 3 ini dimulai tanggal 5 Januari. Kebetulan untuk semester ini aku hanya mengambil 21 sks, jadi 2 minggu waktu normal ujian hanya aku lewati 7 hari. Ntah kenapa aku merasa bahwa semester ini bisa jadi nilai IPK ku menurun dari IP sebelumnya. 2 mata kuliah yaitu, akuntansi biaya dan akuntansi perbankan yang dapat membuat nilai ku turun. Saat ujian pun aku tidak bisa mengerjakan perhitungannya secara balance. Akuntansi biaya kebetulan aku tidak mengikuti 1x kuis selama perkuliahan karena aku harus mengantar cowokku kembali bertugas dan akuntansi perbankan pun sedikit aku menyumbang partisipasi di kelas. Sekarang aku hanya bisa pasrah untuk menerima hasilnya. Jika hasilnya jelek maka aku harus segera bangkit dan memperbaikinya, namun jika hasilnya baik (80% tidak yakin baik sebenarnya) aku cuma bisa bersyukur dan mempertahankannya. Bolehlah kita menyesal, tapi janganlah berlarut. Kini aku telah libur semester 3 selama 2 minggu, efektiv masuk mulai tangga 3 Februari dan tanggal 23 ini adalah hasil ujianku keluar nilainya. Aku hanya bisa berdoa yang terbaik karena aku merasa semster ini adalah semester yang berat bagiku, sungguh...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS