My Second family
“Mencari
teman lebih susah dari pada mencari musuh” muangkin kata-kata itu memang benar
adanya. Dari situlah kita memulai awal pertemanan kita, masa yang berawal dari
SMP. Aku, Andre dan Adhe semakin dekat pertemanannya ketika kita ada dalam satu
naungan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), beruntungnya kita dapat
bersama-sama selama 2 periode masa jabatan jadi kita lebih bisa mengenal satu
sama lain. Meski mereka cowok tapi bagiku merekalah yang membuka mataku bahwa
cowok pun bisa
membuat kita nyaman meski mereka hanyalah sebatas sahabat.
Riski Andre Kurniawan
Dia dulu satu kelas waktu SMP, menurutku enak untuk diajak share terutama urusan pribadi walaupun dulu dia sempet “suka” sama aku tapi akhirnya pun sampai saat ini dia bisa mengerti bagaimana posisi dia sebagai sahabat aku. Tak jarang aku suka numpang curhat sama dia itung-itung kita sahabat bukan hanya sekedar kata sahabat tapi sahabat yang tau apa yang sedang sahabat kita itu alami. Kepedulian dia terutama tentang urusan teman juga suatu hal yang membuatku bangga.
Helfian Adhe Saputra
cenderung lebih dekat waktu SMA karena dia ternyata satu SMA dengan aku dan waktu kelas X pun kita satu kelas. Latar belakang SMP yang sama dan sudah kenal sebelumnya buat aku terbiasa sama Adhe. Dia buatku orang yang selalu membawa “kehebohan” dalam hal apa pun dan dimana pun, dimana ada dia pasti ada bahan omongan yang membuat aku dan orang-orang disekitar tertawa. Adhe memiliki banyak impian dimana hal itu pula yang aku teladani, impian yang diyakini dapat terwujud apabila kita berusaha. Gak enak ngomongin 2 cowok kalau gak ada ceweknya. Sahabat aku yang berikutnya 2 cewek Rhe dan Yani. Gak kalah serunya ngomongin kepribadian mereka berdua yang berbeda itu. Suryani atau biasa aku panggil Yani adalah orang yang mengajarkan aku tentang kesederhanaan dalam sebuah keluarga. Keluarga Yani bukanlah keluarga yang mampu dalam hal ekonomi tapi justru dari situlah aku melihat tanpa materi mereka tetap bisa bersama-sama penuh dengan kasih sayang. Aku sering berkunjung kesana (walaupun hanya sekedar numpang tidur, shalat, dan makan hehehe) setiap kali kesana aku dan sahabatku yang lainnya tidak dianggap lagi sebagai tamu melainkan saudara dan itu pula yang buat aku terkadang lebih nyaman tinggal disana dari pada dirumahku karena disana kesederhanaan dan kasih sayang yang menjadi kekayaan yang kadang tidak aku temui. Yani sendiri adalah orang yang sederhana dan itu pula yang aku sukai dari dia, gak peduli tentang fashion dan make up sebagaimana anak-anak remaja yang digemari.
Sedangkan Reni Wijayanti atau
Rhe adalah sahabat yang mungkin sangat dekat dengan aku ketimbang yang lainnya.
Meski dia kelihatan lebih condong dalam hal “penampilan-materi” tapi buatku itu bukan masalah
karena dia tetap masih bisa memahami posisi dia ketika bertemu dengan kita yang
cenderung memiliki kepribadian yang beda. Rhe itu “gila” dalam hal apa pun dari hal
yang biasa sampai hal yang mungkin memalukan pernah aku alami dengan dia. Dari
hal dia mau jalan kaki hanya demi mencari gorengan sampai cari makan dia mau
ngelakuinnya, gak jarang pula di jalan dia membuat kehebohan sendiri. Tidak
hanya itu, jatuh dari motor pun pernah aku alami sampai aku harus mau menjahit
kaki kananku dan mau dikejar anjing pun pernah aku alami dengan Rhe. Rhe adalah
orang yang selalu mengajarkan aku bahwa kebersamaan itu mahal harganya karena
ketika aku dengan dia akan selalu ada hal yang membuat aku dan rhe lebih dekat
dan semakin mengenal satu sama lain.
Dia dulu satu kelas waktu SMP, menurutku enak untuk diajak share terutama urusan pribadi walaupun dulu dia sempet “suka” sama aku tapi akhirnya pun sampai saat ini dia bisa mengerti bagaimana posisi dia sebagai sahabat aku. Tak jarang aku suka numpang curhat sama dia itung-itung kita sahabat bukan hanya sekedar kata sahabat tapi sahabat yang tau apa yang sedang sahabat kita itu alami. Kepedulian dia terutama tentang urusan teman juga suatu hal yang membuatku bangga.

cenderung lebih dekat waktu SMA karena dia ternyata satu SMA dengan aku dan waktu kelas X pun kita satu kelas. Latar belakang SMP yang sama dan sudah kenal sebelumnya buat aku terbiasa sama Adhe. Dia buatku orang yang selalu membawa “kehebohan” dalam hal apa pun dan dimana pun, dimana ada dia pasti ada bahan omongan yang membuat aku dan orang-orang disekitar tertawa. Adhe memiliki banyak impian dimana hal itu pula yang aku teladani, impian yang diyakini dapat terwujud apabila kita berusaha. Gak enak ngomongin 2 cowok kalau gak ada ceweknya. Sahabat aku yang berikutnya 2 cewek Rhe dan Yani. Gak kalah serunya ngomongin kepribadian mereka berdua yang berbeda itu. Suryani atau biasa aku panggil Yani adalah orang yang mengajarkan aku tentang kesederhanaan dalam sebuah keluarga. Keluarga Yani bukanlah keluarga yang mampu dalam hal ekonomi tapi justru dari situlah aku melihat tanpa materi mereka tetap bisa bersama-sama penuh dengan kasih sayang. Aku sering berkunjung kesana (walaupun hanya sekedar numpang tidur, shalat, dan makan hehehe) setiap kali kesana aku dan sahabatku yang lainnya tidak dianggap lagi sebagai tamu melainkan saudara dan itu pula yang buat aku terkadang lebih nyaman tinggal disana dari pada dirumahku karena disana kesederhanaan dan kasih sayang yang menjadi kekayaan yang kadang tidak aku temui. Yani sendiri adalah orang yang sederhana dan itu pula yang aku sukai dari dia, gak peduli tentang fashion dan make up sebagaimana anak-anak remaja yang digemari.

Selayaknya
manusia yang jauh dari kesempurnaan mereka pun juga memiliki sisi kekurangan
secara fisik maupun non fisik. Bagiku hal itu wajar tinggal bagaimana kita bisa
menghargai kekurangan yang dimiliki sahabat kita dan menjadikan kelebihan yang
kita miliki itu sebagai penutup kekurangan yang dimiliki sahabat kita. Mereka
akan selalu memiliki arti dan tempat tersendiri dalam hidupku.
Gak
tanggung-tanggung sahabatan yang uda berjalan 6th ini masih bisa
terjaga meski kita uda memiliki urusan sendiri-sendiri, gak lagi satu
sekolahan, dan memiliki kehidupan yang berbeda dan aku berjanji dengan diriku
sendiri untuk tetap bisa menjaga keutuhan ini,
because they are my second family

0 Response to "My Second family"
Posting Komentar